Sabtu, 17 Juli 2010

aaaa..............

Rabu, 05 Mei 2010

Minggu, 02 Mei 2010

Minggu, 18 April 2010

Jumat, 16 April 2010

Proposal Budid Daya Jamur Tiram Putih

KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH ”BINA MUDA MANDIRI DESA” PASEH KALER KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG

I.PENDAHULUAN
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, maka dengan ini kami menyusun proposal pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi. Disamping iklim dan geografis kabupaten Sumedang yang menunjang untuk budi daya jamur khususnya jamur tiram putih, juga teredia sumberdaya alam dan bahan baku berupa serbuk gergaji yang cukup banyak dan berkesinambungan.
1.1. Sekilas tentang Jamur Tiram
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
• Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
• Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
• Antitumor, antioksidan, dll.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
II. Latar Belakang
Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :
- Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.
- Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda-pemudi dan para ibu –ibu sekitar pertanian jamur tiram.
- Media pembelajaran yang dalam memasuki dunia bisnis.
Visi
Menjadi industri budidaya jamur tiram yang memenuhi kebutuhan jamur tiram dalam negeri khususnya daerah sumedang sekitarnya dan Indonesia pada umumnya.
Misi
• Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik.
• Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.
• Membuka pelatihan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara luas
• Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat sekitar Desa paseh Kaler Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
III, ANALISIS PASAR
3.1 Deskripsi produk
Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :
- Jamur Tiram segar masak dalam kemasan plastik, dll.
- Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak dalam kemasan plastik, dll.
3.2 Prospek Pasar
Budidaya jamur tiram di Desa paseh kaler Kecamatan paseh kabupaten Sumedang telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Permintaan pasar terhadap jamur tiram di daerah Sumedang sekitar 5 – 7 Kwintal/hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 1 Kwintal /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 – 6 Kwintal/hari, jadi peluang masih terbuka untuk rencana budidaya jamur tiram ini.
2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
3. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

3.3 Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar
Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
3.4 Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional market’.
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah pasar – pasar sumedang dan sekitarnya maupun luar sumedang seperti Bandung dan majalengka.
2. Pasar tradisional Sumedang dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar seperti pasar sumedang kota atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar sumedang kota.
3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.

IV. Proyeksi Pengembangan Usaha
Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :
4.1. Tahap Industri Kecil Awal
• Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
• Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
• Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
• Penambahan tenaga kerja.

Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 55 juta rupiah.
4.2. Tahap Industri Kecil Lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi.
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan. Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.
4.3 ASFEK PRODUKSI
Untuk memenuhi/mencukupi kebutuhan pasar akan tersedianya jamur tiram Putih ini kami berencan membuat 40.000 bag.log, dalam jangka waktu kurang lebih 2 bulan
Sarana Produksi :
Bahan : 1. Serbuk gergaji
2. Dedak halus
3. Kapur pertanian
4. Gip
5. TSP

Alat : 1. Plastik PP
2. Cicin palalon
3. Karet
4. Alat pengukur suhu
5. Kapuk

Sarana penunjangan
- Kubung Produksi ( rumah jamur )
Kubung produksi atau rumah jamur belum punya untuk sementara dirumah atau bersifat sewa.
- Steamer ( Alat Sterilisasi )
Steamer atau alat sterilisasi untuk saat ini masih menggunakan drum yang berkapasitas hanya 60 bag.log, dalam satu kali pengukusan, sedangkan yang akan kami berkapasitas 500 bag.log, per setipa kali pengukusan.


V. ASPEK MANAJEMEN
Aspek manajemen dari usaha budi daya jamur tiram putih ini adalah kelompok tani jamur tiram putih “BINA MUDA MANDIRI”.untuk struktur organisasi jamur tiram putih “BINA MUDA MANDIRI” terlampir .
5.1 ASPEK KEUANGAN
Anggaran biaya yang di perlukan terlampir.

VI. KESIMPULAN
Usaha pertanian budi daya jamur tiram putih ini prospektik untuk dikembangkan didaerah kabuapten sumedang dan umumnya tidak tertutup kemungkinan diseluruh wilayah Jawa Barat. Dengan berkembangnya usaha ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan dapat menambah penciptaan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

VII. PENUTUP
Untuk meningkatkan usaha ini kami terhambat oleh keterbatasan modal yang kami miliki, dan dengan adanya bantuan ini kami yakin akan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Demikian proposal ini yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bapak dapat mengabulkan permohonan yang kami ajukan ini. Atas segala perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan banyak terima kasih.











Sumedang, 22 Maret 2010



KELOMPOK BUDIDAYA JAMUR “ BINA MUDA MANDIRI “

Ketua, Sekretaris



OTANG SUPRIATNA FIRMAN HIDAYAT

Mengetahui,
Kepala UPTB Penyuluhan Pertanian, Kepala Desa Paseh
Perikanan, dan Kehutanan Wilayah Paseh, Kaler,



SOBARNA. Sp . OTONG SUTAHYAR
NIP 19610103.198603.1.010

Camat Kecamatan Paseh



Drs.EDI SUPENA ,MSi.






Lampiran 1:Struktur kepengurusan
STRUKTUR ORGANISASI / KEPENGURUSAN KELOMPOK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH ” BINA MUDA MANDIRI ”

PELINDUNG : KEPALA DESA PASEH KALER

KETUA : OTANG SUPRIATNA

SEKRETARIS : FIRMAN HIDAYAT

ANGGOTA : - SUHERLAN
- CECEP
- AGUS
- WIWIH WIHARA
- ADANG HERMAWAN
- UKRI
- SUNARDI
- NANANG SUHARNA
- AGUS IRWAN
- CICIM
- ADE WARTINI
- ANANG

SEKRETARIAT : Dusun Paseh RT 21 RW 09 Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.HP. 081394372825


Sumedang, 22 Maret 2010

KELOMPOK BUDIDAYA JAMUR “ BINA MUDA MANDIRI “

Ketua, Sekretaris




OTANG SUPRIATNA FIRMAN HIDAYAT



Lampiran 3:Gambar kubung



Lampiran 4 : Gambar posisi bag.log


Lampiran 5: Gambar – gambar jamur tiram putih







PROPOSAL

PENGEMBANGAN USAHA BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH DALAM RANGKA PERLUASAN LAPANGAN KERJA BERBASIS PEMUDA DAN PEREMPUAN








DIAJUKAN OLEH :
KELOMPOK TANI BINA MUDA MANDIRI PASEH











Sekretariat Dusun Paseh RT 21 RW 9 Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang


KELOMPOK ANI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH ”BINA MUDA MANDIRI DESA” PASEH KALER KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG

Nomor : 01/KPBJ-BMM/2010 Paseh, 22 Maret 2010
Lampiran : 1 ( satu ) Berkas
Perihal : Permohonan Bantuan Dana Kepada :
Pembuatan Kubung Jamur Yth, ..........................
Di_
Tempat
Assalamua’laikum Wr.Wb
Untuk membantu dalam mengembangkan Usaha Kecil masyarakat, bersama surat ini kami mengajukan permohonan bantuan kepada Bapak/ Ibu, adapun anggaran yang akan di perlukan :

 Biaya pembuatan Kubung Rp 27.130.000,-
 Biaya pembuatan bag.log Rp 27.870.000,-
Jumlah Anggaran Biaya Rp 55.000.000
Terbilang ( Lima puluh lima juta ribu rupiah )

Demikian surat permohonan ini, besar harapan kami Bapak dapat mengabulkan permhonan kami ini. Atas perhatiannya dan pertimbangan Bapak kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr.Wb
KELOMPOK BUDIDAYA JAMUR ” BINA MUDA MANDIRI”


Ketua, Sekretaris



OTANG SUPRIATNA FIRMAN HIDAYAT


Lampiran 2: anggaran biaya yang di perlukan
ANGGARAN / BIAYA YANG DIPERLUKAN
A. Biaya pembuatan kubung + Steamer
• Pasir 2 truk Rp 1.200.000
• Batu 1 truk Rp 500.000
• Semen 10 sak Rp 600.000
• Bata 4000 Rp 1.500.000
• Genting 4000 Rp 5.000.000
• Bambu 50 Batang Rp 300.000
• Bilik 10 Lembar Rp 350.000
• Kawat 45 meter Rp 100.000
• Kayu balok albasiah ukuran 10 x 10 x 300 0,5 m3 Rp 2.000.000
• Kayu balok albasiah ukuran 6 x 12 x 300 0,5 m3 Rp 600.000
• Kayu kaso – kaso albasiah ukuran 6 x 6 x 300 1,2 m3 Rp 600.000
• Reng bangbu 10 batang Rp 200.000
• Paku 20 kg Rp 500.000
• Telpal plastic 2 Rp 1.000.000
• Plat baja Rp 2.000.000
• Alat ukur tekanan suhu 1 Rp 300.000
• Upah tenaga kerja + biaya las Rp 4.000.000
• Sewa tanah 3 tahun Rp 6.380.000
Jumlah Rp 27.130.000
B. Biaya pembuatan Bag.Log
Bahan :
• Serbuk gergaji 16.000 kg x 500 Rp 8.000.000
• Dedak halus 3200kg x 200 Rp 6.400.000
• Kapur 64 kg x 500 Rp 120.000
• Gip 16 kg x 4000 Rp 1 00.000
• TSP 16 kg x 2000 Rp 50.000
• Plastic 500 kg x 25000 Rp 12.500.000
• Karet 10kg x 18000 Rp 200.000
• Paralon 10 batang Rp 500.000
Jumlah Rp 27.870.000
Jumlah Anggaran Biaya A + B Rp 55.000.000
Terbilang ( Lima

Jumat, 26 Maret 2010

Kamis, 25 Maret 2010

Proposal Ternak Kelinci

PROPOSAL USAHA TERNAK KELINCI
DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN


PROGRAM KEWIRAUSAHAAN
CITRA INSAN BUDAYA NUSANTARA
























Oleh:
AGUS DEDI LUSTRIANA






CITRA INSAN BUDAYA NUSANTARA
2010





PROPOSAL USAHA TERNAK KELINCI
DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN


A. JUDUL KEGIATAN
Usaha ternak kelinci dengan memanfaatkan limbah pertanian

B. LATAR BELAKANG
Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta, tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja.
Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu beternak kelinci.
Mengapa memilih Kelinci karena akhir-akhir ini kebutuhan akan daging kelinci semakin hari semakin besar, karena semakin menjamurnya lahan usaha yang memanfaatkan daging kelinci sebagai bahan utamanya diantaranya warung sate kelinci, warung tengkleng kelinci maupun restoran mewah yang menawarkan menu utama daging kelinci ataupun supermarket. Karena kelinci memiliki kualitas daging yang bagus yaitu rendah lemak dan kolesterol.
Selain itu bertenak kelinci tidak membutuhkan modal yang cukup besar serta lahan beternak yang cukup luas. Pakan kelinci pun dapat dengan mudah di dapat yaitu dengan cara memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti bekatul, ampas tahu, serta beraneka ragam dedaunan hasil limbah pertanian seperti daun sayuran kubis, singkong, ubi jalar dan lainya.
Selain itu juga dalam beternak kelinci pemeliharaan dan perawatannya mudah, penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah, serta kelinci merupakan ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per kelahiran.
Untuk memanfaatkan peluang ini maka kami akan mendirikan sebuah usaha beternak kelinci dengan pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan yang kami beri nama.“ PERTERNAKAN KELINCI MELIP ”

C. PERUMUSAN MASALAH
Dalam proyek yang kami laksanakan terdapat beberapa masalah yang perlu dirumuskan, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana cara beternak kelinci pedaging jenis local ?
2. Bagaimana cara memanfaatkan limbah pertanian untuk makanan tambahan kelinci ?
3. Bagaimana cara memasarkan hasil produk ternak kelinci ?

D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari usaha pemeliharaan kelinci ini adalah:
1. Dapat menciptakan lapangan usaha sendiri dan mengurangi penganguran
2. Dapat melakukan usaha pemeliharaan kelinci jenis lokal dengan baik dan memberikan manfaat yang besar.
3. Dapat memasarkan Daging kelinci dengan baik.
4. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Program kewirausahaan ini memiliki beberapa kegunaan, antara lain:
1. Dapat memenuhi kebutukhan daging kelinci yang semakin hari semakin meningkat.
2. Dapat memanfaatkan hasil limbah pertanian untuk pakan ternak kelinci.
3. Membantu masyarakat menghasilkan suatu produk ternak alternative.
4. Meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai peningkat nilai ekonomi.
F. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Usaha yang akan kami dirikan adalah usaha peternakan kelinci. Mengapa memlilih kelinci karena kebutuhan daging kelinci semakin hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan usaha olahan daging kelinici seperti sate kelinci, dendeng kelinci, rica-rica kelinci dan Tengkleng kelinci.
Jenis kelinci yang digunakan dalam usaha ini adalah kelinci jenis local pedaging. Alasanya adalah kelinci jenis local pedaging memiliki kualitas daging kelinci yang bagus serta jenis kelinci ini memiliki ketahanan terhadap penyakit, serta mudah beradaptasi sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan pengembangbiakannya.
Proses usaha yang kami lakukan adalah menernakan kelinci. Dimana prosesnya antara lain :
1. Pembibitan meliputi Pemilihan bibit dan calon induk, Perawatan Bibit dan calon induk, Sistem Pemuliabiakan, Reproduksi dan Perkawinan dan proses kelahiran.
2. Pemeliharaan meliputi Sanitasi dan Tindakan Preventif, Pengontrolan Penyakit Perawatan Ternak, Pemberian Pakan dan Pemeliharaan Kandang
3. Pemanenan dan Pemasaran
Kegiatan usaha ini dilakukan di Dusun Jambu Kidul Desa Jambu Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sebab di daerah ini memiliki letak geografis yang cocok untk peternakan kelinci, mudah untuk mendapatkan sampah industri pertanian serta pemasaran yang mudah karena akses jalan yang mudah sehingga mudah mengirimkan barang..

G. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Pada awal pelaksanaan kegiatan ini kita akan mengambangkan kelinci dengan tahap awal sejumlah 110 ekor kelinci dimana terdiri dari 100 ekor induk dan 10 ekor pejantan. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha ini dilakukan langkah atau tahapan sebagai Berikut:
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200 x 70 x 70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50 x 30 x 45 cm. Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
a. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
b. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran
c. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid). Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan

2. Pembibitan
a. Pemilihan bibit dan calon induk
Pada pemilihan bibit dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik Secara spesifik harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak
b. Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
c. Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit

d. Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, diusahakan perkawinan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi / sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
e. Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

3. Pemeliharaan
a. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
b. Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
c. Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7 - 8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor / kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
d. Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
e. Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.

4. Pemanenan dan Pemasaran
Setelah kelinci yang dibesarkan dari anakan berumur sekitar 4 sampai 5 bulan maka kelinci siap untuk dipanen. Mengapa memilih setelah umur 4-5 bulan karena orientasi usaha ini adalah untuk kelinci pedaging jadi pada umur-umur tersebut kualitas daging kelinci paling bagus karena tidak terlalu mengandung lemak dan juga tidak alot sebab biasnya kelinci yang terlalu tua memiliki daging yang alot.
Pada awal usaha ini untuk sementara hasil panen kelinci dipasarkan pada pemilik warung-warung sate kelinci, tengkleng kelinci, serta pasar tradisional di wilayah sekitar peternakan karena di wilayah ini kebutuhan daging kelinci selama ini masih mendatangkan dari luar daerah. Dan untuk tahap selanjutnya direncanakan diistribusikan ke daerah lain yang masih membutuhkan suplai daging kelinci.




5. Tempat Produksi
Kegitan usaha ini dilakukan di Dusun Jambu Kidul Desa Jambu Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sebab di daerah ini memiliki letak geografis yang cocok untuk peternakan kelinci, mudah untuk mendapatkan sampah industri pertanian serta pemasaran yang mudah karena sekitar daerah tempat usaha banyak sekali usaha pengolahan daging kelinci.

H. TARGET USAHA
1. Target produk
Target produk yang kami harapkan dari usaha ini adalah memenuhi kebutuhan daging kelinci yang semakin hari semakin marak karena berkembangnya usaha olahan daging kelinci. Dimana pada tahap awal yaitu pada setengah tahun pertama kita mencanangkan dapat memproduksi sebanyak dari 100 ekor betina didapatkan rata rata 12 ekor anak sehingga pada semester awal kami mampu memproduksi kelinci sebanyak 1200 ekor kelinci dimana tiap kelinci memiliki berat rata-rata sebesar 4 Kg sehingga kami mampu memproduksi kelinci sebnyak 4800 Kg kelinci tiap enam bulan.
2. Target konsumen
Pada usaha ini kami menargetkan dapat menyupai kebutuhan daging kelinci kepada warung usaha sebanyak 5 buah warung yang berada di sekitar tempat usaha yaitu di wilayah Kecamatan Conggeang, Paseh dan Cimalaka, selain itu kami menargetkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen rumah tangga dengan cara menjual kelinci ke pedagang daging yang ada di pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang.
3. Target pendapatan
4. Kami menargetkan pendapatan keuntungan tiap 6 bulan sebesar = 100 induk dikali 12 ekor anak dikali harga per ekor anak Rp.40.000, sehingga didapatkan pendapatan sekitar Rp. 48.000.000,- dalam waktu 6 bulan pertama.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Jadwal kegiatan yang kami rencanakan adalah sebagai berikut:
Kegiatan Bln I, Bln II, Bln III, Bln IV, Bln V dan Bln VI
Perencanaan alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan produk dan pemasaran
Monitoring pelaksanaan program
Penyampaian laporan akhir
Tabel Rencana Program Kegiatan Tahap 1 ( Semester 1 )
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Program Kegiatan ket
April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan alat dan
bahan
2 Persiapan alat dan
bahan
3 Pembuatan produk
dan pemasaran
4 Monitoring pelaksanaan program
5 Penyampaian laporan akhir

Tabel Rencana Program Kegiatan Tahap 2 ( Semester 2 )
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Program Kegiatan ket
April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemeliharaan produk
dan pemasaran
2 Monitoring pelaksanaan program
3 Penyampaian laporan akhir


Tabel Rencana Program Kegiatan Tahap 3 ( Semester 3 ) dan seterusnya
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Program Kegiatan ket
April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemeliharaan produk
dan pemasaran
2 Monitoring pelaksanaan program
3 Penyampaian laporan akhir


J. NAMA DAN BIODATA PELAKSANA KELOMPOK
1. KETUA PELAKSANA
Nama lengkap : AGUS DEDI LUSTRIANA
NIK / No.KTP : 10.1709.260179.0001
Nomor Anggota : 26.01.09.260179.0001/ CIN
Tempat/Tgl Lahir : Sumedang, 26 Januari 1979
Agama : Islam
Gol Darah : O
Alamat Rumah : Jalan Jambu Kidul No.16 RT. 01 RW. 03
Ds.Jambu Kec.Conggeang Kab. Sumedang

2. ANGGOTA PELAKSANA
Nama lengkap : NENG ENTAR ELIPAH
NIK / No.KTP : 32.1126.130390.0002
Nomor Anggota : 26.01.09.130390.0002/ CIN
Tempat/Tgl Lahir : Sumedang, 13 Maret 1990
Agama : Islam
Gol Darah : B
Alamat Rumah : Jalan Jambu Kidul RT.01 RW.03
Ds.Jambu Kec.Conggeang Kab. Sumedang

3. ANGGOTA PELAKSANA
Nama lengkap : HENDRA HENDRIANA
NIK / No.KTP : 10.1709.081181.0001
Nomor Anggota : 26.01.09. 081181.0004/ CIN
Tempat/Tgl Lahir : Sumedang, 08 Nopember 1981
Agama : Islam
Gol Darah : O
Alamat Rumah : Jalan Jambu Kidul RT. 01 RW.03
Ds.Jambu Kec.Conggeang Kab. Sumedang


4. ANGGOTA PELAKSANA
Nama lengkap : AHMAD LUKMAN HAKIM
NIK / No.KTP : 32.11.22.140676.0002
Nomor Anggota : 26.01.09.140676.0005/ CIN
Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 14 Juni 1976
Agama : Islam
Gol Darah : AB
Alamat Rumah : Dsn. Cihayam RT.04 RW.03
Ds.Truna Manggala Kec.Cimalaka Kab. Sumedang

5. ANGGOTA PELAKSANA
Nama lengkap : M RIDWAN NUGRAHA ANWAR
NIK / No.KTP : 10.1701.211188.0005
Nomor Anggota : 26.01.09.211188.0006/ CIN
Tempat/Tgl Lahir : Sumedang, 21 Nopember 1988
Agama : Islam
Gol Darah : O
Alamat Rumah : Jalan Pangeran Sugih No.27 Rt. 04 / 09
Kel Kota Kulon Kec.Sumedang Selatan Kab. Sumedang

6. ANGGOTA PELAKSANA
Nama lengkap : LILIS MULYANI
NIK / No.KTP : 10.1909.430773.0003
Nomor Anggota : 26.01.09.030773.0006/ CIN
Tempat/Tgl Lahir : Sumedang, 03 Juli 1973
Agama : Islam
Gol Darah : -
Alamat Rumah : Jalan Jambu Kidul RT. 01 RW.03
Ds.Jambu Kec.Conggeang Kab. Sumedang

K. RINCIAN BIAYA DAN KEUNTUNGAN
Rincian selama enam bulan pertama
1) Biaya Produksi
a. Sewa lahan 2 tahun @ Rp.1.000.000 Rp. 2.000.000,-
b. Kandang dan perlengkapan Rp. 7.500.000,-
c. Bibit induk 100 ekor @ Rp. 250.000, Rp. 25.000.000,-
d. Pejantan 10 ekor @ Rp. 100.000,- Rp. 1.000.000,-
e. Pakan
- Sayur + rumput Rp. 2.000.000,-
- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 3.200.000,-
f. Obat Rp. 1.000.000,-
g. Tenaga kerja 4 x 6 x Rp. 200.000,- Rp. 4.800.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 46.500.000,-
2) Pendapatan
Kelahiran hidup / induk / 6 bulan = 12 ekor
Penjualan:
a. Kelinci potong 100 x 12 x Rp. 40.000,- Rp. 48.000.000,-
b. Feses/kotoran Rp. 250.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 48.250.000,-
3) Keuntungan / 6 Bulan pertama Rp. 1.750.000,-

Rincian selama enam bulan kedua
1) Biaya Produksi
a. Pakan
- Sayur + rumput Rp. 2.000.000,-
- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 3.200.000,-
b. Obat Rp. 1.000.000,-
c. Tenaga kerja 4 x 6 x Rp. 200.000,- Rp. 4.800.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 11.000.000,-

2) Pendapatan
Kelahiran hidup / induk / 6 bulan = 12 ekor
Penjualan:
a. Kelinci potong 100 x 12 x Rp. 40.000,- Rp. 48.000.000,-
b. Feses/kotoran Rp. 250.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 48.250.000,-
3) Keuntungan / 6 Bulan kedua Rp. 37.250.000,-

Rincian selama enam bulan ketiga dan selanjutnya
1) Biaya Produksi
a. Pakan
- Sayur + rumput Rp. 2.000.000,-
- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 3.200.000,-
b. Obat Rp. 1.000.000,-
c. Tenaga kerja 4 x 6 x Rp. 200.000,- Rp. 4.800.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 11.000.000,-

2) Pendapatan
Kelahiran hidup / induk / 6 bulan = 12 ekor
Penjualan:
a. Kelinci potong 100 x 12 x Rp. 40.000,- Rp. 48.000.000,-
b. Feses/kotoran Rp. 250.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 48.250.000,-
3) Keuntungan / 6 Bulan ketiga dan selanjutnya Rp. 37.250.000,-

4) Parameter kelayakan usaha
- B/C ratio = 2,36


K. PENUTUP
Demikianlah proposal ternak ini kami susun sebagai pedoman dan pegangan dalam proses persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut program ternak kelinci dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Keberhasilan dan kelancaran kegiatan ini akan ditentukan oleh proses persiapan, pelaksanaan dan tanggung jawab yang tinggi dari segenap pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
Semoga Allah SWT senan tiasa meridhoi dan memberikan jalan atas segala niat, upaya dan usaha kita semua, amin.

Sumedang, Maret 2010
Ketua Pelaksana,



AGUS D. LUSTRIANA Sekretaris,



NENG E. ELIPAH

Mengetahui / Menyetujui,
Camat Kecamatan Conggeang,



.............................................. Kepala Desa Jambu,



..............................................

Kepala Dinas Peternakan
Kabupaten Sumedang,




..............................................







DAFTAR PUSTAKA


Anonymous, 1986, Pemeliharaan Kelinci dan Burung Puyuh, Yasaguna, Jakarta.
Kartadisastra. HR, 1995, Beternak Kelinci Unggul, Kanisius, Yogyakarta.
Sarwono. B, 1985, Beternak Kelinci Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta.
Yunus. M dan Minarti. S, 1990, Aneka Ternak, Universitas Brawijaya, Malang





Lampiran 1 Rencana Lahan Tempat Kandang

Lampiran 2 Rencana Pembuatan Kandang
VISI DAN MISI SDN PASEH I

I. VISI
Sekolah Dasar Negeri Paseh I terwujudnya akhlak prestasi berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran agama dan menjadikan Sekolah Dasar Negeri Paseh I sebagai induk pengembangan olah raga.

II. MISI
1. Sekolah Dasar Negeri Paseh I mengupayakan perlengkapan sarana dan prasarana.
2. Sekolah Dasar Negeri Paseh I memberikan / menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
3. Menanamkan keyakinan /akidah melalui pengamalan ajaran agama.
4. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
5. Mengembangkan pemgetahuan di bidang Iptek, bahasa, olah raga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
6. Menjalin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

Senin, 22 Maret 2010

ayar nyieun

percobaan ayar nyieun tunguan wae lah ke di isi....komen ya euy!